ChocoBlackforest - Mu
Manisnya membuat senyum
yang merekah di bibir, dinginnya meneduhkan, dan hangatnya menentramkan jiwa.
Meski warna coklat pekatnya membuat sinar tak mampu untuk menembus. Hampir
setiap malam menjadi teman Aliya di kedai coklat yang tak jauh dari kampusnya. Hanya
dengan mengucapkan kode pada mas-mas
yang ada di kedai tersebut, tak lama kemudian teman setia Aliya akan hadir
dihadapannya. “Mas, hot original chocolatenya satu ya, gulanya dikit aja.”
Coklat panas malam ini menjadi obat stres bagi Aliya yang isi kepalanya
dipenuhi setumpuk pertanyaan yang entah ia harus menjawab apa. Tak terasa malam
semakin larut. Namun, kedai coklat ini semakin ramai pengunjung, entah terdapat
daya tarik apa yang membuat ratusan pasang kaki singgah kedai coklat klasik
itu. Aliya melangkah keluar dengan membawa map yang berisi tumpukan kertas
penuh coretan merah dan 1 kata yang mengerikan tertulis besar di halaman depan
“REVISI”.
Aliya datang ke kedai
coklat lebih malam dari biasanya. Kali ini ia tak membawa tumpukan kertas
mengerikan itu. Dia hanya sekedar ingin duduk melihat hiruk pikuk kedai. Malam
minggu ini kedai coklat lebih ramai dari biasanya, hingga tak terlihat kursi
kosong untuk menikmati secangkir coklat hangat. Setelah beberapa menit Aliya
berdiri dan pandangannya berlari kesana kemari, akhirnya Aliya mendapatkan 1
kursi kosong. Dekat jendela.
“Permisi mas, boleh
saya duduk sini..”
“oh, silahkan mbak.