cerpen: Usaha Menuju Pengusaha
04.56
Usaha Menuju Pengusaha
Hari semakin larut. Sinar sang rembulan
menghiasi gelapnya malam. Jalan-jalan yang tadinya ramai lenyap ditelan sepi.
Terlihat rumah sederhana dengan diding becat hijau dan lantai berkeramik
senada. Pintu dan jendela pun telah tertutup seolah menolak datangnya semilir
angin malam. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.00. Namun, keluarga kecil
ini belum terlelap dalam buaian mimpi. Didalam kamar Nisa dan Ziya, kakak
beradik in masih ramai mendiskusikan acara seminar besok yang sampai saat ini
belum mendapatkan izin dari orang tuanya.
“Gimana? Udah dapet izin dari ayah belum?”
ujar Nisa.
“Belum
nih. Coba kamu minta izin ke ibu! Barang kali diizinin.” jawab Ziya si adik.
Dengan
wajah resah dan diselubungi rasa pesimis Nisa memberanikan diri meminta izin
kepada ibunya.
“Bu, kalo besok aku sama Ziya iku seminar di
Ngawi boleh nggak?” tanya Nisa.
“Jangan,
jauh. Mau naik apa kamu kesana?” jawab ibu.
“Naik bis,bu. Nanti disana juga ada temen
kok.”
“Nggak…”
“Nggak…”
Dengan wajah di tekuk Nisa
menceritakan pada adiknya. Mereka berdua pun pasrah dengan kedua orang tuanya.
Jam dinding menjukkan pukul 10 malam. Dan akhirnya mereka tidur dengan perasaan
yang tak karuan.
Malam pun berlalu. Suara adzan subuh
terdengar bersahut-sahutan. Nisa dan Ziya masih terlelap dalam buaian mimpi.
Tubuh mereka masih tersembunyi dalam selimut. Jam dinding sudah menujukkan
pukul setengah 5 pagi. Namun, mata mereka belum sedikitpun terbuka. Sampai
orang tua mereka pulang dari masjid, mereka bedua masih belum terbangun. Hingga
ayahnya membangunkan mereka.
“Nisa, Ziya bangun. Subuh! Sudah jam
setengah 5 lo…” seru ayah.
Namun
mereka berdua tak bergerak sedikitpun. Lalu si ayah pun mencoba membangunkan
mereka lagi.
“Nisa, Ziya! Bangun! Subuh! Sudah jam
setengah 5. Katanya mau ikut seminar di ngawi?” seru ayah lagi.
Seketika
mereka terbangun.
“Beneran ya? Kita boleh ikut seminar?” tanya
Nisa terkejut.
“iya, udah buruan sholat, mandi, dan
sarapan” jawab ayah.
Serentak mereka berdua mengambil air
wudhu, lalu sholay berjamaah. Setelah sholat mereka pun bingung, kenapa
tib-tiba diizinkan ya? Setelah sholat Nisa dan Ziya langsng madi dan sarapan.
Pukul 06.30 mereka berangkat ke terminal menaiki bis arah Surabaya. Pukul 07.45
mereka sampai di terminal lama Ngawi. Dengan menaiki becak motor Nisa dan
adiknya menuju gedung tempat seminar. Disana mereka bertemu Yeni dan Mila teman
Ziya. Pukul 09.00 tepat seminar muda
karya raya baru dimulai. Nisa dan Ziya
tidak menyangka bisa berada di tempat ini.
Waktu terasa cepat berlalu. Pukul
12.15 waktu untuk istirahat untuk peserta seminar. Saat istirahat itu peserta
seminar ditugaskan untuk praktek selling. Masing-masing ana membawa buku muda
karya raya dan beberapa pin untuk dijual di sekitar alun-alun Ngawi. Ditengah
teriknya matahari Nisa, Ziya, Yeni dan Mila menuju masjid yang letaknya lumayan
jauh dari gedung untuk melakukan sholat dhuhur. Setelah sholat dhuhur mereka
berempat langsung parktek selling. Satu persatu orang yang ada di alun-alun mereka
tawarkan buku dan pin yang mereka bawa. Namun, setelah setengah jam muter-muter
alun-alun tak satupun barang yang di bawanya laku terjual. Mereka berempat pun
istirahat untuk membeli minum. Setelah istirahat sejenak mereka berempat
melanjutkan menjual buku dan pin tersebut. Respon orang saat mempromosikan
produk tersebut pun beragam. Ada yang menolak secara halus, ada yang judes, ada
yang tidak menanggapi. Ya, itulah awal usaha para pengusaha sukses. Ziya,Yeni,
dan Mila pun hampir putus asa. Namun, Nisa memberinya semangat sebagai anak
yang paling tua diantara Ziya, Yeni, dan Mila.
Pukul 1 siang istirahat selesai. Dan
tak ada satupun produk mereka yang terjual. Dan akhirnya mereka membeli sendiri
produk yang mereka bawa. Ternyata tak mudah bagi mereka menjual produk. Mereka
pun berfikir, ternyata merintis usaha itu tidak semudah yang mereka fikirkan.
Setelah semua peserta berkumpul dalam gedung, panitia mengumumkan peserta yang
berhasil menjual semua pruduk yang mereka bawa. Di sesi terakhir ada renungan
dari Setia Furqon yang membuat mereka tersentuh.
Setelah 6 jam, seminar itu pun
selesai. Nisa dan Ziya bingung gimana pulangnya. Akhirnya Nisa dan Ziya menuju
terminal lama menaiki becak motor dan diikuti Yeni dan Mila yang mengendarai
sepeda motor. Setelah beberapa menit, bis arah madiun pun melintas. Ziya pun
menggerakkan tangannya agar bi situ berhenti. Sebelum naik bis Nisa dan Ziya
mengucapka terima kasih pada Yeni dan Mila, karena telah menemani mereka berdua
selama seminar di Ngawi. Puku 15.30 Nisa dan Ziya pulang dengan perasaan yang
senang. Walaupun melelahkan, namun bagi mereka banyak sekali ilmu yang mereka
dapat di seminar kali ini. Pukul 16.15 Nisa dan Ziya sampai dirumah.
Sesampainya dirumah mereka langsung mengambil air wudhu dan sholat asar.
Bagi mereka ini pengalaman yang
sangat bermakna, pengalaman yang tak terlupakan. Walaupun harus berusaha keras
untuk mendapatkan apa yang mereka mau. Dan walaupun sangat melelahkan namun,
bagi mereka itu semua sebanding dengan ilmu yang mereka dapatkan.
Created by Salma Fauziyah
0 komentar