Belajar Menulis secara online ala PNMA ^^

05.47

sekitar bulan november 2011. Kak ma'mun affany mengadakan belajar menulis di group "Pembaca Novel Ma'mun Affany" secara online. sederhana memang. hanya membuat kelompok terdiri dari 2 orang, dan kedua orang tersebut bergantian melanjutkan sepenggal cerita yg di berikan kak ma'mun. alhamdhulillah saya mendapat kelompok 3 bersama mbak safirah dari gorontalo. kita sama-sama menggunakan handphone untuk membuka facebook dan melanjutkan cerita, dan hanya lewat sms kita mendiskusikan, kemana kita harus membawa cerita itu. dan alhamdhulillah lumayan berjalan dengan lancar. namun, ternyata tidak berlangsung lama dan kurang maksimal karena terhalang dengan kesibukan masing-masing sehingga hanya menghasilkan tulisan yang sedikit ini. dan inilah belajar menulis ala grup "Pembaca Novel Ma'mun Affany" dengan segala komentar, kekurangan dan tak sempurna untuk kalian yang sempurna :D
Ma'mun Affany Penuh
Untuk kelompok tiga, Safirah Shafura & Salma Fauziyah

Gerimis hadir perlahan menyela malam, kemuning bulan menghilang entah sampai kapan, tak pertanda bintang bercahaya, hanya merasakan ruapan udara sejuk terasa, dingin sedikit meradang, tapi entah mengapa nyamuk beterbangan di sekeliling badan. aku hanya berbaring sendirian di atas kasur tak beranjang, aku berbaring berteman kesunyian, aku berbaring dalam temaram lampu tak pernah berpijar, aku terus berbaring sembari dengarkan nyanyian hening tanpa ada teman, pelampiasanku hanya ada dalam pelukan sebuah bantal bantal, yang semakin lama semakin erat dalam dekapan.
Ma'mun Affany Penuh sejenak aku tergerak, aku ingat sebuah surat dari seseorang yang sudah hampir 3 tahun tak pernah kubaca... seketika aku lepas bantal dari pelukan, aku buka almari di sisi kiri jendela, aku perlahan membuka sebuah kotak berisi setumpuk surat, sembari jongkok aku temukan salah satu di antara ratusan.
amplop putihnya sudah kusam, tinta hitamnya sudah luntur, aku dekatkan ke sisi lampu, tertulis nama pengirimnya, "Dina Amalia"

Seketika kepalaku dijejali kata "andai". Andai kujawb suratnya kala itu. Andai tak kutinggalkn ia sejauh ini. Andai dia lebh brlapang hati menungguku. Andai . . .
kata'' andai membuat.ku smakin terpanah melihat goresan'' pena itu.perlahan ku buka surat yg rapuh..kata'' demi kata, kalimat demi kalimat ku resapi, hingga tak sadar pipi.ku terasa lembab membayangkan masa lalu.ku...

(dan inilah masukkan pertama)
Ma'mun Affany Penuh dalam melatih alur cerita, Safirah Shafura & Salma Fauziyah harus berani berimajinasi untuk memikirkan apa cerita selanjutnya, entah itu masuk akal atau tidak harus berani memutuskan... orang membaca kata andai sudah bosan duluan... Salma, jangan buru-buru menulis pipiku terasa lembab, lawong masa lalunya belum kebayang, pembaca justru heran, sedihnya dimana?

Sejurus kmudian, Kukerahkn energi pada kedua lengan dan jemariku yg rasax bgtu lemah menghdapi surat yg beratnya hanya sekian gram itu. Perlahan aku membuka amplopx dan mengeluarkn spucuk kertas yg dilipat membentuk angsa.
ku buka lipatan kertas sembari bersandar di atas dipan. Sedikit demisedikat ku baca surat itu berteman temaram lamu dlam keheningan malan dalam hati ku mulai membaca..
"assalamu'alaiku..
Teruntuk syarif kekasih.ku..
maafkan aku, mungkin saat kau baca surat ini aku tlah pergi jauh. Bukan maksud.ku tuk menjauhi.mu. Tp, ayah memaksa.ku melanjutkan studi di luar negeri. Berat rasanya berpisah dengan.mu, hati.ku sakit seperti tertusuk babu runcing, karna aku tak bisa bertemu denganmu untuk yg terakhir kalinya. Sebelum takdir mempersatukan kita lagi. Syariif.. Mungkin jarak dapat memisahkan kita. Tapi, percayalah di dalam lubuk hati.ku yg paling dalam tlah terukir wajah.mu. Bisakah kau berjanji setia menungguku..? Dan sebalik.nya izinkan aku memberikan kestiaan.ku untuk dirimu.! 
aku disini slalu memfikirkan.mu, membayangkan masa-masa suka duka bersamamu yg sangat indah di kenang dan sangat menyakitkan untuk menghapusnya. Aku slalu menjadikan.mu yg terbaik yg kumiliki. Yakinlah jika qt memang berjodoh sejauh apapun jarak memisahkan qt, qt akan bersatu kembali..
Salam rindu dariku..
Dina amalia.."

Kugenggam erat surat itu dengan rasa tak percaya akn untaian kata yg menyusunnya. Segera kuberanjak ke ruang tamu yg lampunya lebih terang dari lampu kamarku. Tepat di bwah neon putih, kufokuskan lensa mataku pada nama pengrimnya. Masih terutlis "Dina Amalia" lalu kucocokkn bentuk tulisan isi dgn tulisan nama pengirimnya. Tulisannya sama. Bahkan karibnya tulisan itu tak dapat kuingkari.
Akh, tapi aku sangsi. Sekali lagi aku membacanya. Ternyata Tak ada yang keliru.
Menyadari itu, pembuluh darahku serasa menyempit lalu brubah menjadi cacing2 yg menggeliat di sekujur tubuh. Diam2 tumbuh rasa sesal yg mencuat menuding jiwaku. Knapa tak kubaca saja surat itu di hari saat ia pertmakali menyntuh jemariku.
malam semakin larut,kurebahkan badan.ku sejenak..namun, mata sayu ini tak juga terlelap..ku pegang erat surat itu, ku peluk dengan membayangkan sesosok wanita yang sangat aku cintai, yg meninggalkan.ku..namun, ini juga salah.ku, hatiku pun bicara "kenapa tak ku pertahan.kan cinta ini..? knpa tak kucegah di pergi..?" sayu-sayu mata.ku semakin terlelap dalam buaian mimpi. hanya satu harapan.ku, izinkan aku tuk bertemu dengannya walupun sebatas mimpi...Sejenak aku trlelap pada sofa panjang yg tepat menghdp pintu kmar. Lalu kembli trjaga ktka petir mnggelegar memech senyap malam, membelah langit dgn kilatan chayax yg sempat menembus jendela kmarku yg tak brtirai. Cahaya itu menimpa kotak brisi surat yg kubiarkn trbuka begtu sja, shnga aku bsa mlhatx lwt pintu kmar yg trbka lebr."Dina" bisikku lirih pada diri sendiri. Lalu menjelmalah parasnya dlm layar ingatnku. Tak lama, paras itu brganti dgn paras seorg lelaki yg trsenym girang pdaku usai prosesi wisuda, " Rif. Pkoknya smw sudah bres. Sarjana beres, yg itu jga bres. Tante Lia, krbt kmi brdua brsdia trlibt dlm proses perkenaln i2. Ktx sudh diknfrmasi ke ortunya.Doakn aq ya Rif, biar aku trbukti cocok bwt Dina" kupandgi wajah Raihan, kwan kuliahku, dgn snyum kcil yg sbnarx tak ckup tlus sbb gdis yg ditujunya sbnarx adalh gds yg slma ini diam2 brkrim sms dgnku dan menghuni hatiku. Bsoknya, aq ptskn kembali k kmpung hlamanku, Banjarmasin, memenuhi permintaan Ayah yg ingn supy aq sgera mengambil alih usahanya. Petir menggelegar ksekian kali. Lmunanku brlnjt pada sepucuk surat yg kuterima sebulan stlah kepulangnku. Dari Dina. Tanpa membca kumasukkn surt i2 k dlm laci. Tak ada minat untk thu isix. Atau mgkn aq ckup takt untk thu. Buknkh tak mustahl jika i2 adlh pnyatan maaf bhwa ia lbh memilh Raihan, skaligus jwbn knapa sjak kpulangnku nmr ponselx tak pernah aktf lg.
bayangan itu semu takkan pernah sirna di telan masa. Sudah 3 tahun aku tak mengetahui kabarmu, keberadaanmu apalagi kehidupanmu. aku hanya bisa meluapkan seluruh curahan hatiku kepada diriku sendiri. Dina... Disini aku masih menunggumu , ku berikan kesetiaanku hanya untuk.mu, walaupun kau lebih memilih Raihan dan kau sudah bersuami, karna aku hanya ingin mencintaimu dengan imanku. Janji.mu kini tlah ku pegang. Janji dimana kau hanya memberikan kesetian.mu hanya untukku.. Lamunanku pun terhenti saat kedatangan ibu. 
''kamu kenapa,Rif..? Inu lihat akhir'' ini kamu sering melamun..'' tanya sang ibu.
Tidak apa'' kok,bu..mungkin hanya perasaan ibu saja..'' cetusku..
''rif, umurmu smakin bertambah, apakah tidak ada wanita yang menurutmu cocok untuk dirimu..?'' desak ibu. Aku hanya membalas tersenyum dan hanya 1 nama yg ada di otakku ''dina amalia''. "ibu hanya ingin yg terbaik untukmu nak...!" sahut ibu. Aku dan ibu sejenak membisu. Ibupun membiarkanku dalam kesendirian...

Waktu trus merambat. Seperti pada hari2 yg tlah lewat aq tetap menemukan diriku mash hanya brsama byangan sndiri, tanpa wujud lain sbg pendamping hdup yg mjadi kekash hati. Dan kini ditambh rasa sesal yg menusuk-nusuk hati stlah kuketahui bhwa sajatinya akulah yg mejadi jalan bg Raihan untuk mejadikan Dina sebagai tak dr jodohnya. Akh, hdup memg suka mjadi pelik karena ulah sndri. Pkirku smbari mempcpat langkah menju rumah sambil dikejar2 bayangan sndiri yg nampak cebol.
Sesampaix di rumah segera aq menuju dapur lalu meneguk dua gelas air tnpa jeda. Rupax kolaborasi terik matahri dan dampak mengeraskan suara saat mengajar tadi mmbwt dahagaku mcpai klimaksnya. 
Aku kmudian melangkahkn kaki menuju kmar dan mendapati Ibu sdang duduk menekuri slembr Foto.Mungkn itu foto Ayah, pkirku sambl lalu. Namun blum smpat aku meraih engsel pntu kamar, ibu memangglku.
"Rif, duduk dulu di sini, ibu mw bcra" kta bliau.
Aku brgerak ke arah Ibu lalu duduk tak jauh drix. Trlht jelas wjah kriputya nampk serius. Rupax memandangi foto ayah ckup mengotak atik pkirnnya.
Perlahan Ibu mengulurkn foto itu padaku seraya mgisyratknku untk mlhatnya. Dmi melht sosok d foto itu, aku lgsung kebngungan.
"siapa ini bu?" tnyaku smbil mengamati wajah yg bru kali ini kulihat.
"Nisa, Annisa, sgera smpurnakn agamamu. Menikhlah dgnnya" kata bliau dgn tegas, seraya menaikkn nada suara pada 2 kata trakhr.

smakin dalam ku menatap foto ini, dalam hatiku berbisik, jika yg ada di dlam foto ini Dina Amalia. Pasti dengan lantang ku mejawab ''YA''. Tp, kenyataannya BUKAN. Tiba'' ibu memanggil dengan harapan, ''rif..!" dengan terpaksa aku menjawab, "maaf bu, syarif belum bisa menjawab, kasih syarif waktu untuk berfikir,bu.." 
"fikirkan baik-baik,nak.." ibu menjwab sambil meninggalkanku. Aku pun bergegas masuk kedalam kamar mengambil sepucuk surat dari Dina Amalia. Aku duduk di ujung dipan, ku tatap dalam surat itu. Tiba-tiba handphone yg tergeletak diatas dipan bergetar seraya membangunkanku dalam lamunan. Tertulis 1 pesan masuk tanpa nama di layar handphone nokia 5130. Ku buka pesan itu biasa. Sekejap mataku terbelalak membaca pesan singkat itu, yg tertulis.
"assalamu'alaikum, bagaimana kabarmu..? Aku disini baik" saja..salam rindu dariku. Wassalam'' pesan singkat ini penuh tanda tanya..tanpa nama..apakah aku hanya korban salah kirim...?? atau jangan"...?? Gak,gak mungkin pesan ini dari Dina. Dengan cekatan ku membalas.. "wa'alaikumsalam, afwan,ini siapa ya..??" otakku tak berhenti berfikir, siapa pengirim nya...?? Aku hanya berharap pengirim itu Dina. Tapi mana mungkin...?? Matahari smakin tergelincir ke ufuk barat. Tapi, belum ada sedikitmu tanda'' terbalasnya pesan singkat itu...Snja kmudian bralih mlam. Dan malampun kni tgah mrambat menuju pgi. Lewat jendela kmar nampak bulan penuh menggantung lepas. Sbuah lingkaran bsar mengelilinginya. Purnama itu kini hadir dgn brani. 
"akh, Trxta malam ini takdrx sangat brbda dgn malam kmarin," pikirku sembari mraih pnsel. Tak ada tulisan 1 pesan masuk di layarx. Yg ada Hanya wallpaper kaligrafi brwarna hijau muda dan jam yg mnunjukn pukul 23.00. Tanpa brlarut2, segera kuletakkan ponsel itu di rak buku yg menghuni kmarku.
Aku kmudian rebh pd ksurku yg tak lg empuk smbl brusaha melupakn Sms tdi. Stlah brhasil mgbaiknx, trxta aq tetp tak bsa tentram sbb sesudahx mencuatlah dsakan Ibu untk "menikahi Annisa." Dan hal itu amat membrati pkranku.
Iya ... Tidak ... Iya ... Tdak ...
Jika iya, ada bnyak alsn untk itu. Buknkh Umurku tak muda lg untk menikh, buknkh aq sudh pnya pkrjaan yg insyaALLAH ckup menafkahi mskpun untk penghdupn yg sdrhana. Dan Annisa, aq pcya dia gadis baik krna ibu sbgitu teguh mrekomendasknx. Alasan2 i2 sudh ckp kuat. 
Lalu apakh alasan untk tdk stju? Apakh hanya krna htiku msh trpaut pada seorg wanita yg sudah brsuami? Apakh krna dlm hatiku tak ada setitikpun rasa cnta untk Annisa?
Segera aq bngkit. Melangkh ke blakng untk brwudhu. Aku perlu sholat istikhrah.
***
pukul stgah 6 pgi. Stiba dr masjid untk sholat shubuh, aq mdpati Ibu duduk di ruang tmu, msh dgn mukenax. Inilah saat yg tpat untk myatkn kptusnku.Pkirku. Aq kmudian duduk di kursi tepat di dpanx. Aku hrus mgtakn kputsnku segera. Kuyknkn lg diriku. Lalu dgn suara sdkt serak kubrkta pda beliau, "ibu, Syarif sudh ptuskan untk menikahi Annisa krna Allah." Ibu menatapku lekat2 smbl trsnyum haru.
Namun blm smpat mendgar kmentar Ibu, trdgar ponselku brdering. 
"syarif k kmr dlu bu," ucpku buru2 smbl branjak menuju kmar yg tak jauh dr ruang tamu.
Kuraih ponslku, "1 pesan masuk" trtlis d sna. dengan tangan gemetar kubuka pesan tak bernama yg isinya sama dgn yg dulu..
''assalamu'alaikum, bagaimana kabarmu..? Aku disini baik'' saja, salam rindu dariku. wassalam..''
Detak jantung.ku smakin cepat, tlapak tangan.ku trasa dingin seperti mayat. Dgn tgn gemetar aku memencet keypad ponsel, "wa'alaikum salam,, MAAF INI SIAPA...? TOLONG DIBALAS.." dgn menggenggam ponsel kakiku tak berhenti memainkan geraknya, hatiku was" otakku tak berhenti berfikir, "knapa dy mengirim prsan yg sama...? Apakah ini benar" DINA AMALIA...?" tiba" suara ibu memotong dialogku dgn diriku sendiri..
"syariiif...!" ibu memanggil sambil berdiri dicelah pintu.
"iya,bu. Ada apa .? Duduk bu..! Spontan ku menjawab.
"riiiif, kamu yakin mau menikahi Annisa..?"
"insya Allah , yakin bu..aku menikahi Nisa karna Allah"
"alhamdhillah, insya Allah nanti ibu akan bicara dengan keluarga Nisa, kamu mau ikut...?"
"maaf buu, mungkin belum bisa, jadwal mengajar syarif hari ini sangat padat..maaf bu..!" jawabku dengan tampang melas..
"tidak apa" ,naak.." sahut ibu dgn mempercepat langkahnya keluar dari kamar.ku..
Jarum jam menjukkan pukul 06.30..wktu sarapanku tersita oleh pesan misterius dan perbincanganku dgn ibu. Dengan langkah gontai dan perasaan yg campur aduk aku berangkat mengajar, tak lupa aku berpamitan dengan ayah dan ibuku..

Dlm pjalnan, ponselku brdring. Bukan dring SMS, mlainkan nada panggil. Aku mrogoh saku clana dan mengeluarkn ponslku. Nmr brakhrn 9888 memanggil. "buknkh ini nmr pengrm sms tnpa nama i2?" ucpku dlm hati. Sblum mjadi misdcal, segera aq mjawabx.
"asslmualaikm,"
lalu hening sjenak, sblum akhrx trdgar blsan salm.
"waalaikmslm.Wr.Wb,"
dmi mdgar suara i2, langkhku trhenti.
"Rif, apa kbr?" lanjutx.
Dgn sdkt gugup yg brusha kutepis aku mnjwbx.
"alhmdullillah, baik Din"
"wah, trmaksh ya Rif," ucpx dgn nada gmbra, mbwtku tak paham.
"atas apa?" tnyku
"kamu msh mengenali suaraku" jwbnya smbil trtawa kcil, sdang aku kbngungn hrus brkata apa.

"jadi, ini benar" kamu din?", tanyaku dengan rasa tak percaya..
"iya, rif.." jawabnya halus
"kamu knpa slama ini tidak pernah memberi kabar kepada.ku.."
"maaf, rif..," sudah dulu ya rif, kapan' dilanjut lagi." potongnya..
"halo din..." teriakku .. telfonpun terputus..
hatiku sangat tenang, ternyata yg slama ku anggap dina, itu benar" dina...! mendengar dering bel masuk, tak berpikir panjang ku bergegas masuk ke kelas IV.
"Assalamu'alaikum.." sapaku saat masuk kelas
"wa'alaikum salam, ustd.." balas mereka
"silahkan kalian buka bukunya halaman 124, kalian baca sebentar kemudian jika ada yg blm faham silahkan tanya kpd saya.."
otakku tak behenti memikirkan dina, tiba-tiba terlintas akan annisa, aku tlah menyetujui untuk menikahi annisa, tetapi dihatiku masih terukir indah sesosok dina amalia.
--------setelah smua jadwal mengajarku selesai--------
ponselku tiba-tiba bergetar, tampak nomor dina muncul u/ memanggil.
"assalamu'alaikum,din.." sapaku
"wa'alaikum salam rif.." jawabnya
"ada apa din..?"
"slamat yaa,"
"untuk?"
"kamu akan menikah dgn annisa kan..? slamat ya...!"
telfonpun terputus.. detak jantungku smakin cepat, otak.ku dijejali dengan penuh tanda tanda tanya. darimana diya tahu kalau aku akan menikah dengan annisa,,,?

Brhari-hari, pikiranku tiada lega. Tapi tak juga kuhubungi Dina untuk menjawab sebab musabab kemunculannya yg tiba2 dan bgamana bisa dia tahu rencna pernikahanku. Aku khawatir, jika mlakukanx malah akan mengacaukan niat menikahi annisa.
Dengan sdikit smgat yg kuhidup2kan, aku memilah pakaian yg akn dikenakan besok pada pertmuan antarkeluarga, skaligus pertmuan perdana antara aku dan annisa.


Selamat Membaca, mohon maaf jika ada kekurangan karena kami juga sedang belajar. inilah belajar nulis ala PNMA. Salam Affany :)

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe