"Dia pergi karena kamu meminta yang terbaik, dan nyatanya yang terbaik bukanlah dia" (Ikhlas Paling Serius, 10)
-Blurb-
Terkadang ada hal yang tidak bisa kita paksakan untuk dipertahankan atau dimiliki. Dia dihadirkan di hidupmu bisa jadi hanya untuk menguji seberapa gigih kamu berjuang, dan seberapa lapang hatimu untuk merelakan. Karena percayalah, bahwa Tuhan lebih mencintaimu daripada dia yang kamu cintai.
Pada akhirnya, aku pun hanya perlu terbiasa tanpa kehadiranmu. Hingga tiba hari ketika aku terbiasa dan hatiku membaik. Terima kasih telah memberiku kesempatan untuk memperjuangkan seseorang. Dan, kau juga mengajariku cara untuk tahu; kapan waktu yang paling tepat untuk aku harus benar-benar menyerah.
Dengan penuh kelapangan hati aku melepasmu.
Mengikhlaskanmu
-Ikhlas Paling Serius-
Hai kawan kotak kata ~
Ke pasar beli sate gurita (tjakeeeep~)
Apa kabar kawan-kawan kotak kata? (wkwkwk 😆)
Buku yang akan ku review kali ini rada' agak-agak yaaa, sepertinya takdir yang mempertemukan kita (eaaa~). Jujur beli buku iki random banget, gak terencana, kayak jadi kesalahan yang benar gitu. Lagi iseng ke gramedia, pengen beli novel yang ringan-ringan aja buat refreshing. Nemulah buku ini di rak novel, genre romance, aku baca sinopsisnya cocok (harganya juga cocok, haha). Setelah sampai rumah dan di-unboxing ternyata isinya eng ing eng~.
So, Buku Ikhlas Paling Serius ini adalah buku pertama karya Fajar Sulaiman yang diterbitkan oleh Mediakita pada tahun 2021, dan buku yang aku beli ini udah cetakan keenambelas (2022). Masya Allah, Amazing. Tetapi ternyata oh ternyata, buku ini bukan novel. Gak sesuai dengan ekspektasi. Eeiiits, tapi tunggu dulu. Setelah baca selembar, dua lembar, tiga lembar dari 168 halaman, lama-lama kok menarik. Dan relate dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini.
Menurutku buku ini semacam kumpulan quotes gitu. Satu sisi foto, satu sisi tulisan. Meskipun buku ini nuansa hitam-putih (pun dengan fotonya), tapi pesan yang yang disampaikan setiap baitnya 'kena' banget. Berisi 3 bab yaitu, Tahap 1; Melupakan, Tahap 2; Mengikhlaskan, dan Akhirnya Menemukan.
Tahap 1; Melupakan, berisi semacam bait-bait masa lalu dan sebuah usaha melupakan. Sesungguhnya perihal membenci dan melupakan masa lalu yang telah memberikan kenangan bukan perkara yang mudah. Namun ingatlah, Manusia itu sumber kecewa. Jika kamu terlalu menaruh harapan besar pada manusia, siap-siaplah kecewa.
Tahap 2; Mengikhlaskan, Adalah sebuah penerimaan dengan apa yang telah terjadi di masa lalu. Hal yang membuat kita release luka-luka yang masih bersemayam.
"Sesuatu yang ditakdirkan untukmu, tidak akan pernah menjadi milik orang lain.dan sesuatu yang bukan milikmu, sekeras apapun usahamu mengejar, dia akan selalu menghindar."
Akhirnya Menemukan, disinilah kita menemukan hikmah. Bahwa sesungguhnya yang tidak akan pernah meninggalkan kita adalah Allah. Cintailah segala sesuatu hanya karna Allah.
"Pada akhirnya, ikhlas itu berkaitan dengan jarakmu dan Tuhan. Semakin dekat seseorang dengan pencipta-Nya, maka semakin mudah dia menerima segala ketetapan-Nya."
Takdir yang membawaku menemukan buku yang Masya Allah, penuh nasehat. Banyak hal yang mengubah pikiranku terhadap masa lalu. Buku yang membawaku kembali ke jalan yang sesungguhnya, kembali untuk mengingat Sang Pencipta. Sebenarnya tak ada kata, seandainya kemarin aku begini, seandainya aku begitu. Sungguh, orang yang menyesali apa yang terjadi, mengungkit-ungkit hal yang sudah menjadi masa lalu adalah orang yang belum menerima takdir yang Allah tetapkan. Lantas bagaimana iman kita terhadap takdir Allah? Jika kita tidak menerima hal yang sudah terjadi. Masa lalu hanya akan menjadi kenangan yang bisa kita ambil pelajaran dan petik hikmah yang tersirat. Berdamailah dengan rasanya.
Buku yang sangat recommended untuk kalian yang butuh nasehat perihal penerimaan akan masa lalu hingga menemukan makna ikhlas. Harganya cukup terjangkau, 65.000-an. Masih beredar di toko buku offline maupun online. Selamat membaca, selamat mengiklaskan :)