-pelarian dibutuhkan, saat diam sudah tidak bisa lagi menyelesaikan masalah (25 Jam, 237)-
-blurb-
Di antara pikiran yang bergumul dengan perasaan
Di antara luka yang menganga dan menciptakan duka
Di antara masa lalu yang belum juga kunjung termaafkan
Udah lama banget gue gak isi blog ini, setahun lebih. Sebenernya udah lama banget juga gue pengen ng-review novel ini. Tapi ketunda-tunda terus dan ketabrak mager, hahaha. Padahal gue selesai baca ini udah lama banget. Jadi nulis review ini butuh baca ulang (baca cepet sih, loncat-loncat gitu).
Novel
yang berjudul 25 Jam ini menjadi kolaborasi ketiga Stefani Bella dengan Syahid
Muhammad. Sebelumnya mereka menulis buku berjudul Kala dan Amorfati. Masih
dengan sampul buku hitam yang elegan, sama seperti buku sebelum-sebelumnya. Kenapa yaa sampulnya item semua? tapi bagus sih, aku suka :D. Buku setebal 300 halaman ini diterbitkan oleh Gradien Mediatama pada bulan Juni
2019 lalu.
Secara
tidak langsung buku ini masih mengangkat problem psikologis juga. Menceritakan dua
anak manusia, yaitu Abimana dan Azalea yang sebetulnya secara garis besar
memiliki problem yang sama. Bersinggungan dengan orang tua dan kehilangan
seseorang yang mereka sayangi. Situasi yang membuat mereka menyalahkan keadaan.
Ketika diam tak kunjung menyelesaikan masalah. Mereka memilih pelarian dengan
tujuan penyembuhan, agar bisa memaafkan dirinya sendiri, orang lain dan masa
lalunya. Dalam buku tersebut ada
statement Ted yang aku suka, dan aku setuju,
“Manusia pada
dasarnya selalu menderita sesuatu yang terbentuk dari pikirannya sendiri atau
dari masalah lain yang memang nyata. Seolah kita membuat lubang dalam diri kita
sendiri. Semua orang adala pencari. Mencari pengisi lubang yang ada dalam diri
kita. Menurutku, itu adalah sebuah keseimbangan. Mereka membuat masalahnya
sendiri, agar dapat melakukan pencarian. Karena kita bukan mahluk statis.”
(25
Jam, 22)
Terkadang
manusia dihinggapi banyak ketakutan-ketakutan dalam pikiran mereka, sehingga
membuat masalahnya sendiri. Dan tugas kita juga mencari puzzle-puzzle jawaban
atas masalah yang kita buat sendiri. Terkadang kita iri dengan hidup orang
lain. Padahal hidupnya tak sebahagia yang kita lihat. Bersyukur, itu yang harus
kita lakukan. Baik saat suka, duka maupun terluka.
Buku
ini recommended sih. Bisa jadi bacaan saat #dirumahaja di masa-masa pandemi ini. Belajar memaafkan
dan meminta maaf. Bahwa sebenernya meminta maaf juga tak semudah itu, ia perlu mengesampingkan
ego dan memaafkan diri sendiri terlebih dahulu sampai ia berani untuk meminta
maaf.
"Kita adalah kepingan. Yang nampaknya takkan pernah bisa utuh, bila terus salahkan keadaan. Yang mungkin takkan pernah bisa penuh, bila tak mau coba pahami kehidupan."
(25 Jam, 108)
Udah aahh-- takut kebanyakan spoiler, hahaha. Buku ini bisa dibeli di toko buku offline maupun online. INGET! BELI BUKU ASLI, JANGAN BAJAKAN! Harganya 82.900. Tenaaaang, banyak diskon bertebaran dimana-mana. Kalo belum punya duit, nabung dulu atau pinjam teman. Enjoy your time. Selamat membaca ^^.